Rabu, 22 Okt 2025
DaerahNasionalPemerintah

Bupati Rudy Susmanto Hadiri Rakornas Percepatan Waste to Energy ​

Oplus_131072

Centralnews24 – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menegaskan komitmen daerahnya dalam mendukung percepatan solusi penanganan sampah nasional dengan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy/WTE).

Rakornas yang mempertemukan para kepala daerah dengan unsur pemerintah pusat ini berlangsung pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Wisma Danantara, Jakarta.

​Pertemuan strategis ini dihadiri oleh perwakilan kunci dari Kementerian Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Kementerian ESDM, dan PLN. Kehadiran kolaboratif ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan kebijakan lingkungan, investasi, energi, dan infrastruktur untuk mengatasi krisis sampah yang semakin mendesak.

​Momentum Transformasi Sampah Menjadi Energi Bersih

​Program Waste to Energy (WTE) merupakan jawaban teknologi atas persoalan sampah yang tak terhindarkan. WTE adalah proses pemanfaatan teknologi untuk mengubah sampah yang tidak dapat didaur ulang menjadi sumber energi terbarukan, baik itu listrik, panas, atau bahan bakar.

​”WTE bukan hanya tentang mengelola sampah, tapi juga tentang menciptakan sumber energi baru yang bersih dan mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah kritis,” jelas Bupati Rudy Susmanto di sela-sela Rakornas, didampingi Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Teuku Mulya.

​Pengurangan volume sampah yang signifikan—di mana satu fasilitas WTE dapat mengurangi hingga 90% volume sampah yang dikirim ke TPA—menjadi solusi vital bagi Kabupaten Bogor, yang saat ini menghadapi tantangan besar terkait daya tampung TPA seperti TPA Galuga dan TPAS Nambo.

​Komitmen Bogor dalam Proyek Strategis Nasional

​Kabupaten Bogor, sebagai bagian integral dari Megapolitan Jabodetabek, memiliki peran strategis dalam proyek WTE nasional. Data menunjukkan, tingginya populasi dan intensitas kegiatan ekonomi di Bogor menghasilkan volume sampah harian yang masif, yang membutuhkan penanganan berkapasitas besar dan berkelanjutan.

​Dalam konteks Rakornas ini, Kabupaten Bogor telah menunjukkan kesiapan dengan menawarkan lokasi potensial untuk pembangunan PSEL (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), termasuk kemungkinan optimalisasi di TPA Galuga dan percepatan pembangunan di TPAS Nambo.

​”PSEL adalah solusi jangka panjang. Kami tidak lagi bisa mengandalkan sistem open dumping yang telah terbukti menimbulkan masalah lingkungan, kesehatan, dan emisi gas rumah kaca. Kabupaten Bogor siap mengimplementasikan teknologi modern ini sebagai upaya nyata mencapai target Indonesia Bersih 2029,” tegas Rudy.

​Sinergi Pusat dan Daerah Menuju Target Energi Terbarukan

​Rakornas ini berfungsi sebagai forum untuk menyelaraskan kebijakan dan dukungan finansial dari pemerintah pusat. Kementerian Investasi berperan dalam memastikan masuknya investasi dan kemudahan perizinan, sementara KLH menyusun regulasi teknis dan lingkungan. Dukungan dari Kementerian ESDM dan PLN menjadi kunci, terutama dalam aspek penentuan harga pembelian listrik (feed-in tariff) yang dihasilkan oleh fasilitas WTE (seperti tarif $0,20 per kWh yang menjadi pembahasan) dan integrasi listrik tersebut ke dalam jaringan PLN.

​Proyek WTE di Bogor, seperti halnya di kota-kota lain, ditargetkan memiliki kapasitas pengolahan minimal 1.000 ton sampah per hari, mampu menghasilkan listrik hingga 15 MW yang cukup untuk menyuplai puluhan ribu rumah tangga.

​Dengan partisipasi aktif Bupati Rudy Susmanto, diharapkan Kabupaten Bogor akan segera memasuki tahap operasional proyek WTE, mengubah tumpukan sampah menjadi listrik, sekaligus menjadi pionir dalam mewujudkan tata kelola lingkungan yang berkelanjutan dan berkontribusi pada transisi energi bersih nasional.(***)



Baca Juga