Oplus_131072 
Centralnews24 – Bupati Bogor Tinjau Lokasi dan berjanji akan audit Menyeluruh dan Menyikapi insiden ini, Bupati Bogor, Rudi Susmanto, S.I., pada hari ini, Selasa (4/11/2025), langsung meninjau lokasi kejadian. Beliau didampingi oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Gunung Putri Omay Komara, M.Pd., Camat Gunung Putri Kurnia Indra, S.STP, M.Ec.Dev, Kapolsek Kompol Aulia Robby Kartika Putra, Danramil, Kepala Desa Wanaherang dan Cicadas, serta anggota DPRD Kabupaten Bogor dan Satpol PP.
Dalam keterangannya, Bupati Rudi menyampaikan keprihatinan mendalam dan berjanji akan mengambil langkah tegas.
“Keselamatan siswa dan guru harus menjadi prioritas utama. Kami akan segera melakukan pendataan dan pemeriksaan terhadap seluruh bangunan sekolah di Kabupaten Bogor agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Bupati Rudi.
Saat ini, lima ruang kelas yang ambruk tersebut sedang dalam proses pemeriksaan dan perbaikan oleh pihak terkait, sementara petugas dari BPBD, TNI, Polri, dan pemerintah kecamatan masih melakukan penyisiran dan pengamanan area.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi Pemerintah Kabupaten Bogor dan Dinas Pendidikan untuk segera melaksanakan audit menyeluruh terhadap kondisi fisik sekolah-sekolah, terutama bangunan yang telah berusia lama dan berpotensi membahayakan.
Musibah infrastruktur pendidikan kembali terjadi setelah cuaca ekstrem melanda wilayah Kabupaten Bogor. Lima ruang kelas di SMKN 1 Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, ambruk pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB, akibat diterpa hujan deras disertai angin kencang.
Insiden memilukan ini terjadi saat kegiatan belajar mengajar masih berlangsung, tepatnya menimpa puluhan siswa yang tengah berada di ruang kelas Jurusan Teknik Mekanik Mesin. Atap dan sebagian tembok bangunan roboh, mengakibatkan 41 orang siswa mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang berbeda.
Korban Luka: 41 siswa
Waktu Kejadian: Senin, 3 November 2025, sekitar pukul 14.00 WIB
Lokasi: Ruang Kelas Jurusan Teknik Mekanik Mesin SMKN 1 Gunung Putri
Penyebab Sementara: Atap bangunan lama yang lapuk tidak mampu menahan tekanan angin kencang dan curah hujan tinggi.
Proses Evakuasi Penuh Kepanikan Suasana panik segera melanda lingkungan sekolah. Guru, petugas keamanan, dan warga sekitar langsung bergegas melakukan evakuasi korban dari reruntuhan. Evakuasi darurat dilakukan di tengah hujan yang masih mengguyur, menggunakan tandu seadanya dari kursi dan papan kayu.
Para korban segera dilarikan ke Puskesmas Wanaherang dan sejumlah rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Salah satu orang tua siswa, Gunadi, membenarkan bahwa anaknya termasuk korban luka yang kini tengah dirawat di Puskesmas Wanaherang.(***)